Polusi Tanah – Pengertian, Ciri, Penyebab, Efek & Solusi


Polusi Tanah – Tanah berperan penting dalam menyusun kehidupan di bumi. Tanah menyediakan komponen hara dan air, serta sebagai penopang akar-akar pepohonan. Selain itu, tanah ialah habitat hidup bagi mikrorganisme, hewan dan insan.





Sama halnya dengan udara dan air, tanah juga berisiko mengalami pencemaran. Polusi tanah mampu terjadi kalau terjadi pergantian lingkungan alami tanah. Misalnya alasannya adalah terpapar limbah, bahan kimia, pestisida, berbagai jenis sampah, dan kontaminasi polutan lainnya.






Pengertian Tanah





Tanah berasal dari pelapukan batuan secara alami yang dibantu oleh organisme yang membentuk badan unik menutupi batuan. Proses terbentuknya tanah disebut dengan “pedogenesis” yang membentuk lapisan-lapisan atau horizon tanah.





Tanah Menurut Para Ahli





Para ahli mendefinisikan tanah sebagai berikut:





  • J.J. Berzelius (1803) mengartikan tanah yakni laboratorium kimia tempat proses dekomposisi dan reaksi kimia yang berlangsung secara tersembunyi
  • Justus von Liebig (1840) menyampaikan bahwa teori keseimbangan hara tanaman “theory balancheseheet of plan naturation” menilai tanah sebagai tabung reaksi sehingga mampu dikenali jenis dan jumlah hara tanamannya
  • Friedrich Fallou (1855) – menurutnya, tanah yaitu hasil pelapukan waktu yang menggerogoti batuan keras yang lambat laun akan mengadakan dekomposisi
  • Hans Jenny (1899-1992) seorang pakar tanah asal Swiss, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami pelapukan balasan dinamika aspek iklim, organisme (tergolong insan), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika 5 aspek tersebut, maka terbentuklah berbagai jenis dan pembagian terstruktur mengenai tanah




Pengertian Pencemaran Tanah





Polusi tanah yaitu terdapatnya bahan-materi kimia (disebut polutan atau kontaminan) pada konsentrasi yang cukup tinggi di dalam tanah dan berpeluang menjadikan efek gangguan kesehatan bagi insan, flora, hewan dan seluruh bagian ekosistem.





sampah botol plastik




Selain duduk perkara pergantian iklim, pemanasan global dan kepunahan satwa, pencemaran tanah ialah salah satu persoalan lingkungan hidup yang semakin parah pada beberapa dekade ini.





Pencemaran tanah erat kaitannya dengan polusi air dan udara, sebab kedua polusi tersebut akan membawa zat-zat polutan ke dalam tanah. Berbagai endapan limbah padat atau cair di permukaan atau bawah tanah tidak hanya akan mencemari tanah, namun juga mencemari air tanah.





Ciri dan Indikator Tanah Tercemar





Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk menyebut tanah terkontaminasi atau tidak, ialah:





  • Indikator Fisik, antara lain warna tanah, kedalaman lapisan atas tanah, kepadatan tanah, porositas, tekstur tanah dan endapan pada tanah
  • Indikator Kimia, antara lain kadar pH, salinitas, kandungan fosfor nitrogen, kandungan logam berat, zat radioatif, kandungan senyawa kimia organik
  • Indikator Biologi, antara lain adanya cacing tanah sebagai indikator subur atau tidaknya tanah. Tanah yang subur dipastikan tidak mengandung kontaminasi polutan diatas ambang batas




Tanah yang tercemar dan tidak tercemar memiliki ciri-ciri selaku berikut:





  • Tanah Tercemar
    • Tanah tidak subur
    • pH dibawah 6 (asam) atau pH diatas 8 (basa)
    • Berbau amis
    • Kering
    • Mengandung logam berat
    • Mengandung sampah anorganik
  • Tanah Tidak Tercemar
    • Tanahnya subur
    • pH sekurang-kurangnya6 – optimal 8
    • Tidak berbau busuk
    • Gembur
    • Tidak mengandung logam berat
    • Tidak mengandung sampah anorganik




Sumber & Penyebab Pencemaran Tanah





Pencemaran tanah disebabkan oleh dua sumber utama, yakni penyebab alami dan penyebab oleh insan. Berikut yaitu penjabaran dari masing-masing penyebab polusi tanah.





  1. Polutan Alami – Kondisi alam dapat mengakibatkan polusi tanah akhir tumpukan bahan kimia beracun. Pencemaran tanah ini seperti yang terjadi di gurun Atacama, Chile. Adanya akumulasi garam perklorat menyebabkan tanah di tempat tersebut terkotori
  2. Polusi Non Alami – Polusi pada tanah yang disebabkan oleh kontaminan yang berasal dari insan. Kandungan aneka macam macam zat berbahaya, baik organik dan anorganik akan mengganti struktur tanah menjadi buruk. Misalnya, akhir pembuangan limbah padat maupun cair dari industri maupun penduduk dan akumulasi penggunaan pestisida pada area pertanian / perkebunan




tanah humus




Jenis Polutan





Adapun bahan-bahan yang menimbulkan polusi tanah, antara lain:





  • Limbah Cair – Limbah cari merupakan salah satu faktor paling besar yang menyebabkan pencemaran tanah. Limbah dalam bentuk cair lazimnya dihasilkan dari aktivitas industri berupa polutan kimia berbahaya. Selain menjadikan polusi tanah, limbah cair juga mampu mencemari air tanah dan air permukaan
  • Limbah Padat – Tidak hanya menciptakan limbah cair, proses buatan pada pabrik juga mampu menghasilkan limbah berbentuk padat yang mampu mencemari tanah, mirip potongan besi dan materi-materi sisa bikinan
  • Limbah Organik – Limbah organik yaitu jenis limbah yang dapat terurai secara alami dengan santunan mikroorganisme pengurai yang ada di dalam tanah. Meski sampah organik tidak terlalu berbahaya, tetapi kalau terjadi akumulasi yang berlebihan akan menyebabkan tanah tercemar. Contohnya yakni tanah pada daerah pembuangan sampah akhir
  • Limbah Anorganik – Berbanding terbalik dengan limbah organik, jenis limbah anorganik yakni sampah yang sulit dan membutuhkan waktu usang untuk terurai. Contohnya adalah plastik, botol minuman, dan kaleng bekas yang membutuhkan waktu ratusan tahun biar terurai secara alami
  • Limbah Pertanian – Sistem pertanian dapat menjadikan polusi tanah dan polusi air balasan zat-zat kimia yang dipakai selaku pupuk, anti hama dan anti penyakit. Tanah persawahan yang telah jenuh akan kandungan kimia tidak akan menciptakan hasil panen yang maksimal
  • Limbah Rumah Tangga – Limbah rumah tangga ialah jenis limbah yang kita hasilkan sehari-hari. Misalnya air deterjen bekas cucian yang dapat mencemari air dan tanah
  • Bencana Alam – Faktor petaka juga mampu mengakibatkan pencemaran tanah. Contohnya ialah peristiwa banjir, tsunami maupun tanah longsor yang mengakibatkan tanah berubah kandungannya
  • Kebakaran Hutan – Selain menyebabkan pencemaran udara karena asap kebakaran. Terbakarnya hutan juga akan merusak kandungan dalam tanah sehingga menimbulkan tanah tak lagi subur dan susah ditumbuhi oleh pepohonan




Dampak Polusi Tanah





Adanya pencemaran tanah akan mengakibatkan dampak tertentu bagi tanah dan ekosistemnya. Dampak ini pasti dicicipi secara luas oleh makhluk hidup yang berada di lingkungan tersebut, baik insan, binatang dan flora, antara lain:





  • Tanah Tidak Subur – Menurunnya kualitas tanah akan membuatnya tidak subur. Tanah yang terkotori tidak memiliki kandungan humus yang cukup bagi pertumbuhan tanaman, baik untuk keperluan pertanian, perkebunan dan tumbuhan yang lain
  • Tanaman Layu dan Mati – Ketidakcukupan komponen hara besar lengan berkuasa terhadap tingkat kesuburan flora. Pencemaran tanah akan berakibat pada layunya flora sampai ajal
  • Wabah Penyakit – Bagi insan dan binatang, polusi tanah dapat menjadikan pengaruh negatif bagi kesehatan. Misalnya kandungan timbal yang terlalu tinggi akan menghancurkan otak, zat benzena dapat menjadikan leukimia, dan zat merkuri yang dapat menyebabkan gangguan ginjal
  • Merusak Estetika – Tanah yang tercemar mempunyai ciri fisik dan visual yang tidak baik. Secara estetika, tanah menjadi tidak anggun dipandang
  • Merusak Ekosistem – Tanah ialah penyusun ekosistem darat. Jika tanah tercemar, maka struktur rantai makanan yang ada pada ekosistem darat akan terganggu dan tidak lagi sebanding
  • Gagal Panen – Penggunaan pupuk dan pestisida berlebihan akan menimbulkan turunnya hasil panen. Alih-alih flora menjadi subur, malah justru tidak akan menhasilkan panen sesuai keinginan
  • Erosi – Tanah yang tercemar akan mudah mengalami erosi, baik pengikisan alasannya adalah angin dan air. Erosi tersebut disebabkan oleh ikatan struktur tanah yang tidak lagi berpengaruh sebab pepohonan pada tanah yang terkontaminasi tidak mempunyai sistem perakaran yang bagus
  • Bau Tidak Sedap – Tanah yang terkontaminasi oleh polutan kimia biasanya menjadikan busuk tidak sedap, sehingga mengganggu kegiatan lingkungan sekitarnya
  • Salinitas Meningkat – Salinitas ialah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam tanah maupun air. Kadar garam tinggi dalam tanah akan menimbulkan vegetasi tidak dapat tumbuh maksimal




Contoh Kontaminan Tanah





Berikut yakni zat-zat yang biasanya dapat meracuni tanah, antara lain:





  • Lead (Pb) – Zat ini terkandung dalam cat berbahan timbal, kegiatan pertambangan, asap knalpot kendaraan, acara konstruksi dan pertanian
  • Merkuri (Hg) – Zat ini dihasilkan dari proses pertambangan, pembakaran batubara, pembuatan alkali dan logam, limbah medis, serta akumulasi sayuran yang ditanam di tanah tercemar
  • Arsenik (As) – Zat ini berasal dari aktivitas pertambangan, pembangkit listrik yang bersumber dari pembakaran batubara, industri elektronika, dan dari alam
  • Tembaga (Cu) – Zat ini bersumber dari kegiatan pertambangan, pengecoran dan konstruksi
  • Seng (Zn) – Zat ini dihasilkan dari proses pertambangan, aktivitas konstruksi dan pengecoran
  • Nikel (Ni) – Zat ini dihasilkan dari proses pertambangan, acara pengecoran dan konstruksi
  • Herbisida / Insektisida – Zat ini berasal dari aktivitas pertanian dan perkebunan
  • Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) – Zat ini bersumber dari pembakaran batubara. emisi kendaraan, asap rokok, kebakaran hutan, dan pembakaran kayu




pencemaran tanah




Cara Mengatasi Polusi Tanah





Upaya untuk menyelamatkan dan mengatasi pencemaran tanah harus terus dilaksanakan. Apabila tanah telah terkontaminasi, maka cara-cara berikut ini dapat dipraktekkan, yaitu:





a. Remediasi





Remediasi tanah yaitu melaksanakan pembersihan permukaan tanah yang sudah terkotori limbah atau zat kimia yang lain. Dua cara yang dapat dipilih untuk menanggulangi polusi tanah ini, yakni remidiasi in-situ dan ex-situ.





Pembersihan in-situ atau juga disebut on-site yakni pembersihan di lokasi. Pembersihan ini gampang dijalankan dan berbiaya murah. Kegiatannya mencakup proses pembersihan, venting (injeksi) dan bioremidiasi.





Sedangkan, pembersihan ex-situ atau juga dikenal off-site adalah kegiatan penggalian tanah yang terkontaminasi kemudian dipindahkan ke tempat yang aman. Selanjutnya, tanah yang terkontaminasi dibersihkan dari zat polutan. Kegiatan ini berbiaya mahal dan memiliki cara yang cukup rumit.





b. Bioremediasi





Bioremediasi ialah cara mengatasi pencemaran tanah dengan membersihkan tanah dengan tunjangan mikroorganisme, mirip jamur dan bakteri. Tujuannya, supaya mikroorganisme tersebut memecah dan mendegradasi zat pencemar menjadi zat yang kandungan racunnya menurun, mirip karbondioksida dan air.





Cara Mencegah Pencemaran Tanah





Selain cara menangani, penceamran tanah juga dapat dicegah dengan menerapkan prinsip-prinsip berikut ini:





1. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat





Kesadaran penduduk akan pentingnya mempertahankan kesehatan dan kesuburan tanah perlu ditingkatkan. Sosialisasi mampu dijalankan pada lingkungan-lingkungan yang berpeluang menghasilkan sampah rumah tangga tanpa dilakukannya pengolahan.





Selain itu, penerapan kebijakan dan hukum hukum kepada pelaku industri juga mampu dilaksanakan. Pengenaan hukuman tegas apabila melanggar AMDAL harus dijalankan kepada sektor industri yang membuang limbah tanpa mengolahnya supaya tidak berbahaya bagi lingkungan.





2. Sistem 3R (Reduce, Reuse, Recylce)





Sampah organik maupun anorganik seharusnya tidak pribadi dibuang, namun mampu dimanfaatkan untuk keperluan lainnya. Terlebih sampah berbahan organik yang berisikan plastik, botol minuman, dan kaleng bekas yang mampu dimasak menjadi aneka kerajinan.





Oleh sebab itu, kita mampu melakukan 3R, antara lain: Reduce, adalah meminimalisir penggunaan produk tertentu yang dapat mencemari tanah. Reuse, ialah memakai kembali barang yang mau dibuang. Recycle, yairu mengolah kembali barang bekas menjadi barang baru yang berfaedah.





3. Reboisasi dan Penghijauan





Melakukan penanaman pohon pada lahan kosong akan memberikan faedah bagi lingkungan tanah yang sudah tercemar. Adanya pepohonan akan membentuk ekosistem yang terdiri dari mikoorganisme yang mampu membantu mengurai zat-zat polutan yang mencemari tanah.


Comments

Popular posts from this blog

Rumput Teki – Taksonomi, Morfologi, Efek Buruk & 11 Manfaat

Resep Serabi Gula Merah - Cara Membuat Serabi Gula Merah Yang Enak Dan Lembut!

Resep Gulai Telur Puyuh Padang Enak Dan Lezat